JAKARTA - Indonesia menatap peluang besar untuk mencapai swasembada gula putih pada 2026.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan target ini didukung ekspansi lahan tebu hingga 100.000 hektare. Upaya ini diharapkan mengurangi ketergantungan impor dan meningkatkan kemandirian pangan nasional.
Lahan Tebu Jadi Kunci Swasembada
Sebagian besar lahan tebu nasional berada di Jawa Timur, mencapai sekitar 70 persen dari total area. Pemerintah menargetkan pengembangan tebu hingga 70.000 hektare di provinsi ini. Sementara itu, tambahan 30.000 hektare akan tersebar di seluruh Indonesia.
Amran menjelaskan, keberadaan lahan tebu yang luas menjadi fondasi utama produksi gula. Dengan perluasan ini, kapasitas produksi nasional diharapkan meningkat secara signifikan. Targetnya, total lahan 100.000 hektare akan cukup untuk memenuhi kebutuhan gula putih domestik.
Selain Jawa Timur, daerah lain turut menyumbang produksi tebu. Lampung, Sulawesi Selatan, Sumatra Utara, dan Jawa Tengah juga menjadi kontributor penting. Sinergi antarprovinsi diharapkan memperkuat ketersediaan bahan baku industri gula.
Dukungan Aparat dan Anggaran
Pemerintah tidak bekerja sendiri dalam upaya ini, melainkan menggandeng TNI, Polri, dan Kejaksaan. Kolaborasi ini bertujuan memastikan lahan tebu dapat dimanfaatkan optimal. Rencananya, bantuan aparat akan fokus pada 35.000 hektare prioritas yang membutuhkan pengawasan intensif.
Selain dukungan aparat, pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp1,6 triliun. Dana tersebut digunakan untuk pengembangan lahan, teknologi pertanian, dan hilirisasi perkebunan. Amran optimistis bahwa kombinasi sumber daya manusia dan anggaran ini akan mempercepat pencapaian target.
Pekerjaan pengembangan lahan akan berlangsung bertahap. Dari sekarang hingga Maret, pemerintah menargetkan seluruh lahan prioritas siap tanam. Dengan persiapan matang, swasembada gula putih diyakini bisa tercapai tahun depan.
Produksi Gula Nasional Meningkat
Saat ini, produksi gula nasional mencapai 2,68 juta ton. Angka ini menunjukkan tren positif dalam memenuhi kebutuhan domestik. Menteri Pertanian menargetkan produksi dapat menembus 3 juta ton pada 2026.
Peningkatan produksi didorong oleh optimalisasi lahan dan teknologi pertanian modern. Pemerintah juga memastikan pasokan bibit tebu berkualitas dan manajemen perkebunan yang efisien. Strategi ini diharapkan memberikan hasil maksimal dalam waktu dekat.
Selain itu, hilirisasi perkebunan menjadi fokus utama. Proses pengolahan tebu menjadi gula harus dilakukan secara efisien dan berkelanjutan. Dengan demikian, produksi gula tidak hanya meningkat kuantitasnya tetapi juga kualitasnya.
Strategi Hilirisasi dan Grand Parent Stock
Pemerintah berencana membangun fasilitas produksi grand parent stock di Jawa Timur. Langkah ini menjadi yang pertama di Indonesia dan akan mendukung ketersediaan bibit tebu unggul. Bibit berkualitas tinggi penting untuk memastikan produksi gula putih stabil dan berkelanjutan.
Penerapan teknologi dan manajemen modern akan diterapkan di seluruh kebun tebu. Hal ini mencakup irigasi, pemupukan, dan pengendalian hama secara tepat. Strategi ini menjadi kunci agar produksi gula tetap tinggi dan berkelanjutan.
Selain itu, program ini membuka peluang kerja dan investasi baru. Pengembangan perkebunan tebu akan menyerap tenaga kerja lokal. Aktivitas hilirisasi juga diharapkan mendorong sektor industri gula nasional.
Target dan Harapan Swasembada
Jika rencana ini berjalan lancar, Indonesia dapat menghentikan impor gula putih pada 2026. Kemandirian gula putih menjadi langkah penting dalam ketahanan pangan nasional. Menteri Pertanian optimistis target ini dapat tercapai dengan dukungan semua pihak.
Selain itu, pemerintah menekankan pentingnya koordinasi antarinstansi. Sinergi antara kementerian, aparat keamanan, dan produsen akan mempercepat pencapaian target. Dengan kerja sama solid, swasembada gula putih diyakini akan menjadi kenyataan.
Produksi gula yang meningkat juga akan mendukung stabilitas harga. Masyarakat dan pelaku industri diharapkan menikmati pasokan gula yang cukup dan harga yang stabil. Dengan demikian, target swasembada gula putih bukan sekadar angka, melainkan langkah strategis menuju ketahanan pangan.