JAKARTA - Pasar modal Indonesia berpotensi melonjak hingga Rp132,6 triliun per hari. Infrastruktur pasar dan edukasi investor menjadi kunci utama.
Pertumbuhan ini bisa sejalan dengan posisi Indonesia sebagai negara terbesar di ASEAN.
Potensi Pasar Modal Indonesia
Rata-rata nilai transaksi harian pasar modal Indonesia disebut bisa mencapai US$8 miliar atau setara Rp132,6 triliun (kurs Jisdor Rp16.577). Saat ini, rata-rata transaksi harian Bursa Efek Indonesia (BEI) baru mencapai sekitar US$1 miliar atau Rp16,5 triliun.
Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Patria Sjahrir, menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu pasar modal terbesar di ASEAN. “Rata-rata nilai transaksi harian kita seharusnya US$8 miliar per hari, mengingat kita sebagai negara terbesar di ASEAN,” katanya.
Namun, potensi tersebut belum tergarap maksimal meski Indonesia memiliki jumlah penduduk terbesar di Asia Tenggara dengan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat.
Perbandingan dengan Pasar Regional
Pandu membandingkan Indonesia dengan negara lain. India mencatat nilai transaksi harian mencapai US$12-15 miliar (Rp198,96-Rp248,7 triliun), sementara Hong Kong mencapai US$30-50 miliar per hari (Rp497-829 triliun).
Perbandingan ini menunjukkan bahwa meski Indonesia memiliki basis ekonomi yang besar, kedalaman pasar dan partisipasi investor publik masih perlu ditingkatkan. Faktor ini menjadi hambatan utama bagi pertumbuhan pasar modal domestik.
Menurut Pandu, masalah utama bagi venture capital dan investasi jangka panjang adalah kurangnya pasar publik yang kuat. Tanpa pasar yang likuid dan transparan, potensi investor domestik maupun asing sulit terwujud.
Langkah Penguatan Pasar Modal
Untuk mengoptimalkan potensi pasar modal, Indonesia perlu memperkuat infrastruktur pasar keuangan. Beberapa langkah penting meliputi peningkatan jumlah emiten, edukasi investor, dan transparansi tata kelola.
Pandu berharap dengan penguatan regulasi dan partisipasi investor yang lebih luas, aktivitas pasar modal domestik bisa melipatgandakan transaksi dalam beberapa tahun mendatang. Langkah ini diharapkan dapat menjadikan Indonesia sebagai tujuan investasi yang lebih menarik dan kompetitif.
Stabilitas geopolitik dan kerja sama regional juga menjadi faktor penting dalam menarik investasi. Pandu menekankan, memahami risiko global—mulai dari deglobalisasi hingga nasionalisasi menjadi kunci agar strategi pasar modal tetap adaptif dan tangguh.
Prospek Pertumbuhan dan Investasi
Dengan penguatan regulasi, edukasi publik, dan transparansi, pasar modal Indonesia memiliki prospek pertumbuhan signifikan. Aktivitas pasar yang lebih tinggi dapat mendorong aliran modal, meningkatkan likuiditas, dan memperkuat posisi Indonesia di kancah regional.
Partisipasi investor domestik yang lebih luas dan dukungan infrastruktur keuangan dapat menjadikan transaksi harian pasar modal mencapai Rp132,6 triliun. Peningkatan ini tidak hanya akan memperkuat sektor keuangan, tetapi juga memberikan efek positif bagi perekonomian secara keseluruhan.
Dengan kombinasi kebijakan adaptif, transparansi, edukasi investor, serta stabilitas regional, Indonesia berpotensi menorehkan pertumbuhan pasar modal yang sejajar dengan negara-negara besar di Asia. Hal ini menunjukkan peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi dan investasi jangka panjang.