Kenali Lebih Dalam Perbedaan Nyeri Dada Akibat Asam Lambung dan Gangguan Jantung

Jumat, 17 Oktober 2025 | 10:24:23 WIB
Kenali Lebih Dalam Perbedaan Nyeri Dada Akibat Asam Lambung dan Gangguan Jantung

JAKARTA - Rasa nyeri atau ketidaknyamanan di dada maupun ulu hati sering kali dianggap hal sepele dan dihubungkan dengan gangguan asam lambung atau maag.

Padahal, menurut para ahli, keluhan tersebut juga bisa menjadi sinyal adanya gangguan jantung yang berpotensi fatal jika diabaikan. Kesalahan dalam mengenali gejala ini dapat berdampak besar terhadap keselamatan pasien.

Spesialis jantung dan pembuluh darah konsultan intervensi, dr. Adrianus Kosasih, SpJP(K), menegaskan bahwa salah mengenali sumber nyeri dapat berujung pada kondisi serius. Ia menuturkan bahwa banyak orang tidak menyadari bahwa nyeri yang dikira berasal dari lambung justru berasal dari jantung yang kekurangan oksigen.

“Paling bahayanya kalau sampai [nyeri] ke lambung dan sering disangka sakit maag, ternyata ujungnya meninggal mendadak. Ternyata itu dari jantung atau jantung kurang oksigen. Itu disebutnya referred pain atau nyeri alih,” jelas dr. Adrianus. 

Pernyataan tersebut menjadi peringatan penting agar masyarakat lebih waspada terhadap gejala nyeri dada yang sering dianggap ringan.

Ciri Nyeri Dada Akibat Gangguan Jantung

Menurut penjelasan dr. Adrianus, gejala khas dari nyeri dada yang berasal dari jantung biasanya terasa seperti ditekan atau ditindih. Rasa tidak nyaman ini tidak hilang dalam waktu singkat dan dapat berlangsung lebih dari 10 menit. Selain itu, nyeri tersebut sering diiringi rasa lemas berkepanjangan.

Beberapa gejala tambahan yang sering menyertai penyakit jantung meliputi sesak napas, dada terasa penuh, rasa panas di dada, hingga nyeri yang datang dan pergi. Kondisi ini juga bisa disertai keringat dingin, mual, dan muntah, yang kerap kali membuat penderita salah sangka menganggapnya sebagai gangguan pencernaan biasa.

Ciri lain yang perlu diwaspadai adalah pola munculnya gejala yang tidak terpengaruh oleh posisi tubuh atau waktu makan. Berbeda dengan nyeri lambung yang cenderung muncul setelah makan atau saat perut kosong, nyeri jantung bisa terjadi kapan saja tanpa pola tertentu. 

Karena itu, mengenali karakteristik nyeri sangat penting untuk mencegah salah diagnosis.

Perbedaan Nyeri Dada Akibat Asam Lambung

Untuk membedakan nyeri akibat gangguan lambung (GERD) dan jantung, dr. Adrianus memberikan dua pedoman utama. 

Pertama adalah tipe nyeri. Nyeri yang disebabkan oleh asam lambung biasanya terasa perih atau terbakar, terutama di sekitar ulu hati. Sedangkan nyeri yang disebabkan oleh jantung lebih terasa berat, seperti ditekan, bukan perih.

Kedua adalah respons terhadap tekanan fisik. Pada penderita GERD, rasa sakit biasanya akan terasa jika bagian ulu hati ditekan. Namun, jika nyeri tidak bertambah parah saat ditekan, hal ini justru mengarah pada gejala yang bersumber dari jantung. “Terus kalau ditekan ulu hatinya sakit itu GERD, kalau pada penyakit jantung enggak [sakit],” tegasnya.

Selain dua tanda utama tersebut, dokter juga mengingatkan pentingnya memperhatikan faktor risiko pasien, seperti riwayat penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kolesterol, diabetes, kebiasaan merokok, serta usia. 

Faktor-faktor ini dapat membantu menentukan apakah nyeri yang muncul merupakan gejala lambung biasa atau pertanda adanya gangguan jantung yang lebih serius.

Langkah Bijak Saat Mengalami Nyeri Dada

Apabila seseorang mengalami nyeri dada berulang, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan penyebabnya. Pemeriksaan awal seperti elektrokardiogram (EKG) atau tes enzim jantung bisa membantu mendeteksi adanya gangguan pada jantung secara lebih akurat.

Dr. Adrianus mengingatkan bahwa penanganan dini sangat krusial dalam menentukan hasil akhir pengobatan pasien. Semakin cepat seseorang mengenali tanda-tanda bahaya dan mencari pertolongan medis, semakin besar peluang untuk mencegah komplikasi berat seperti serangan jantung mendadak.

Selain pemeriksaan medis, pola hidup sehat juga perlu diterapkan untuk menjaga kesehatan jantung. Mengatur pola makan, rutin berolahraga, menjaga berat badan ideal, serta menghindari stres dan kebiasaan merokok menjadi langkah penting dalam pencegahan. 

Edukasi masyarakat tentang pentingnya membedakan gejala jantung dan lambung juga diharapkan dapat menurunkan risiko kematian mendadak akibat salah diagnosis.

Kesimpulannya, nyeri dada bukanlah gejala yang bisa disepelekan. Membedakan antara nyeri akibat asam lambung dan gangguan jantung memang tidak selalu mudah, namun dengan memperhatikan ciri khas dan faktor risikonya, masyarakat dapat lebih sigap dalam mengenali tanda bahaya. 

Dengan kewaspadaan dan langkah medis yang tepat, nyeri dada dapat diatasi sebelum menimbulkan akibat fatal.

Terkini