JAKARTA - Harga emas dunia diprediksi kembali menunjukkan penguatan di tengah dinamika pasar global yang fluktuatif.
Analis mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, menilai bahwa emas berpeluang melanjutkan tren positif setelah sebelumnya mengalami tekanan penurunan selama tiga hari berturut-turut.
Menurut Ibrahim, support harga emas diperkirakan berada di kisaran USD 4.006 per troy ounce, sementara level resistance berada di sekitar USD 4.193 per troy ounce.
"Harga emas dunia ditutup di USD 4.112 per troy ounce dan mengalami kenaikan dari sebelumnya. Support di kisaran USD 4.006 kemungkinan menjadi titik awal pergerakan positif," ujarnya.
Dalam proyeksi mingguan, Ibrahim menyebut bahwa support mingguan berada di level USD 3.970, sehingga ada potensi koreksi jangka pendek.
Namun, resistensi mingguan dapat menembus USD 4.270, membuka ruang bagi penguatan yang lebih signifikan. Ia menekankan, arah pergerakan emas akan sangat dipengaruhi oleh respons pasar terhadap kebijakan moneter global.
Kebijakan The Fed Menjadi Katalis
Sentimen utama yang memengaruhi harga emas pekan ini adalah rencana penurunan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed). Beberapa pejabat The Fed telah memberi sinyal kemungkinan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat, didukung oleh data inflasi AS yang turun menjadi 3%, lebih rendah dari ekspektasi 3,1%.
Penurunan suku bunga umumnya melemahkan dolar AS dan meningkatkan daya tarik emas sebagai aset lindung nilai. "Pelaku pasar sebenarnya sudah mengantisipasi pemangkasan 25 basis poin, tetapi yang dinantikan adalah pernyataan resmi dari Bank Sentral," jelas Ibrahim.
Efek kebijakan ini menjadi momentum penting bagi emas untuk menunjukkan performa positif, terutama di tengah investor yang mencari aset aman. Aktivitas transaksi diperkirakan meningkat saat pengumuman resmi terkait arah kebijakan moneter The Fed diumumkan, memengaruhi harga emas dalam jangka pendek hingga menengah.
Ketegangan Global Tambah Daya Dorong
Selain faktor moneter, kondisi geopolitik global kembali menjadi pendorong harga emas. Ketegangan yang muncul dari konflik Rusia-Ukraina serta ketidakpastian politik di Amerika Serikat akibat potensi shutdown pemerintahan federal membuat investor semakin mencari perlindungan melalui emas.
Ibrahim menyebut, kondisi ini memberi momentum bagi harga emas untuk tetap tangguh. Bank sentral di berbagai negara juga diperkirakan akan menambah cadangan emas sebagai langkah antisipatif terhadap risiko geopolitik, sehingga meningkatkan permintaan terhadap logam mulia tersebut.
Harga emas dunia, menurut prediksi Ibrahim, masih memiliki potensi untuk menembus level USD 4.376. Jika ketegangan global terus meningkat, harga bahkan berpeluang mendekati USD 4.400. Kondisi ini menunjukkan bahwa emas tetap menjadi instrumen investasi yang diminati dalam menghadapi ketidakpastian pasar global.
Prospek hingga Awal November
Melihat kombinasi antara kebijakan moneter AS, dinamika geopolitik, dan perilaku investor global, tren emas dunia diprediksi masih akan positif hingga awal November. Ibrahim menekankan, pergerakan harga emas akan sangat bergantung pada konfirmasi resmi kebijakan The Fed dan perkembangan ketegangan internasional.
Ia menyarankan para investor untuk tetap memantau sentimen pasar dan memanfaatkan peluang yang ada. Emas dinilai tetap menjadi aset lindung nilai yang kuat, terutama di tengah fluktuasi ekonomi dan ketidakpastian global.
Dengan berbagai faktor tersebut, harga emas dunia diperkirakan akan terus bergerak positif, menciptakan peluang investasi yang menarik bagi pelaku pasar.