JAKARTA - Influenza atau flu sering kali dianggap sebagai penyakit ringan yang hanya menimbulkan demam, menggigil, nyeri otot, dan rasa lelah.
Padahal, flu dapat berdampak lebih serius, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi jantung rentan. Virus influenza memicu peradangan sistemik yang meningkatkan beban kerja jantung, sehingga risiko komplikasi seperti serangan jantung atau stroke ikut meningkat.
Memahami hubungan flu dengan kesehatan jantung penting agar masyarakat dapat mengambil langkah pencegahan yang tepat.
Hubungan Flu, Pneumonia, dan Risiko Serangan Jantung
Flu tidak hanya membuat tubuh lemas, tetapi juga menimbulkan stres bagi organ vital seperti jantung.
Pada orang dengan penyumbatan pembuluh darah, peradangan akibat virus influenza bisa membuat plak di arteri menjadi rapuh dan mudah pecah. Plak yang pecah ini berpotensi membentuk bekuan darah yang menyumbat aliran darah ke jantung, sehingga meningkatkan risiko serangan jantung.
Selain itu, flu sering membuka jalan bagi pneumonia karena melemahkan pertahanan alami paru-paru. Kondisi ini menambah beban kerja jantung, terutama bagi lansia, penderita diabetes, atau penyakit paru kronis. Kombinasi flu dan pneumonia membuat risiko serangan jantung meningkat secara signifikan.
Dampak Flu pada Penderita Penyakit Jantung
Bagi individu dengan penyakit jantung seperti gagal jantung, hipertensi, atau arteri koroner, flu menjadi pemicu serius yang bisa memperburuk kondisi.
Demam dan dehidrasi akibat flu meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, sementara gangguan pernapasan menurunkan kadar oksigen. Semua faktor ini memaksa jantung bekerja lebih keras dari biasanya.
Penelitian menunjukkan pasien penyakit jantung memiliki kemungkinan hampir sepuluh kali lebih tinggi mengalami serangan jantung setelah flu dibanding orang sehat. Oleh karena itu, deteksi dini dan perawatan tepat sangat penting untuk mengurangi risiko komplikasi berat.
Risiko Stroke dan Gangguan Kardiovaskular Lain
Flu juga dapat memperbesar kemungkinan terjadinya stroke. Sistem imun merespons infeksi influenza dengan peradangan menyeluruh, yang bisa memicu pembentukan bekuan darah di pembuluh otak. Risiko ini lebih tinggi pada kelompok rentan, termasuk lansia atau penderita gangguan irama jantung seperti fibrilasi atrium.
Selain itu, risiko stroke tidak hanya muncul selama infeksi, tetapi bisa bertahan beberapa minggu setelah gejala mereda. Oleh sebab itu, menjaga kesehatan jantung dan waspada terhadap gejala flu menjadi langkah pencegahan yang penting.
Cara Mencegah Komplikasi Jantung Akibat Flu
Pencegahan flu dan komplikasi jantung dapat dilakukan dengan beberapa langkah efektif.
Vaksin flu tahunan terbukti menurunkan risiko serangan jantung dan rawat inap, terutama bagi kelompok berisiko tinggi. Hindari kontak dengan orang sakit, cuci tangan secara rutin, dan patuhi pengobatan serta gaya hidup sehat untuk menjaga kesehatan jantung.
Jika termasuk kelompok berisiko, jangan abaikan gejala flu; segera konsultasikan ke dokter agar pengobatan antiviral dapat memperpendek masa sakit. Istirahat cukup dan konsumsi air yang cukup membantu tubuh pulih lebih cepat.
Vaksinasi flu tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga membentuk herd immunity, menjaga orang dengan sistem imun lemah tetap aman.
Flu bukan sekadar penyakit musiman ringan. Peradangan sistemik, peningkatan pembekuan darah, dan kerja jantung yang berlebihan merupakan faktor yang dapat memicu serangan jantung dan stroke.
Dengan langkah pencegahan yang tepat, termasuk vaksinasi, gaya hidup sehat, dan pengobatan cepat, risiko komplikasi dapat diminimalkan. Memahami hubungan flu dan kesehatan jantung menegaskan pentingnya melindungi jantung sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan secara menyeluruh.