JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat kinerja keuangan yang solid pada Triwulan III 2025 dengan laba bersih mencapai Rp5,57 triliun.
Peningkatan ini didorong oleh produk-produk unggulan seperti pembiayaan emas dan tabungan haji yang terus mencatat pertumbuhan signifikan.
Direktur Utama BSI, Anggoro Eko Cahyo, menegaskan bahwa dukungan Pemerintah RI melalui berbagai kebijakan ekonomi dan program stimulus turut menjadi faktor penopang kinerja positif bank.
Pemerintah mendorong pengembangan ekonomi syariah melalui pendirian Bank Emas, yang memperkuat posisi BSI sebagai bank syariah terkemuka.
Selain itu, penurunan BI Rate dan penempatan dana Saldo Anggaran Lebih (SAL) sebesar Rp10 triliun membuat likuiditas perbankan lebih kondusif, mendukung pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) BSI yang mencapai Rp348,38 triliun atau naik 15,66% secara tahunan.
Mayoritas DPK berasal dari dana murah (CASA) sebesar 59,42%, mencakup tabungan 41,95% senilai Rp146,36 triliun, giro 17,41% senilai Rp60,64 triliun, dan deposito 40,58% atau Rp141,38 triliun.
Fokus Pada Pembiayaan Emas dan Konsumer
BSI terus mengembangkan segmen pembiayaan dengan total outstanding mencapai Rp300,85 triliun, naik 12,65% YoY. Kontribusi terbesar berasal dari segmen ritel UMKM dan konsumer, termasuk pembiayaan emas sebesar Rp217,86 triliun atau 72,42% dari total pembiayaan. Segmen wholesale menyumbang Rp82,89 triliun atau 27,58%.
Produk emas BSI mencatat pertumbuhan luar biasa 72,82% menjadi Rp18,76 triliun. Layanan Cicil Emas mencapai Rp10,32 triliun dengan pertumbuhan 106,36% YoY, sementara Gadai Emas Rp8,44 triliun naik 44,19%. Tabungan E-mas mencatat saldo kelolaan 1,15 ton, penjualan 1,69 ton, dan 200 ribu CIF rekening emas.
Pertumbuhan pembiayaan emas juga berdampak pada segmen konsumer secara keseluruhan, yang naik 15,02% menjadi Rp167,62 triliun. Anggoro menegaskan bahwa fokus pada produk unggulan syariah, khususnya emas dan haji, menjadi strategi utama untuk memperkuat kinerja dan memberikan nilai tambah bagi nasabah.
Transformasi Digital dan Infrastruktur IT
Direktur Finance and Strategy BSI, Ade Cahyo Nugroho, menekankan penguatan teknologi informasi dan digital sebagai penunjang ekspansi bisnis. Transformasi digital terbukti mendukung peningkatan jumlah nasabah dan jaringan BSI secara signifikan. Hingga Triwulan III, BSI mencatat 22,6 juta nasabah aktif.
Pengguna layanan digital BYOND by BSI meningkat drastis menjadi 5,23 juta atau naik 164% secara YtD. Infrastruktur perbankan juga diperkuat dengan 5.859 ATM/CRM, 126 ribu BSI Agen, 22 ribu pengguna BSI EDC, 527 ribu merchant BSI QRIS, serta 34 ribu pengguna BEWIZE by BSI.
Untuk segmen UMKM, BSI membangun portal Salam Digital yang memudahkan pengajuan pembiayaan mikro secara digital. Langkah ini diharapkan memperluas akses layanan, meningkatkan profitabilitas, serta memperkuat posisi BSI dalam memberikan layanan syariah inklusif kepada masyarakat.
Prospek dan Komitmen BSI
Anggoro menegaskan bahwa BSI akan terus mendorong pertumbuhan Dana Pihak Ketiga melalui produk tabungan haji dan bisnis, dengan pertumbuhan masing-masing 19% dan 55%.
Peningkatan dana murah ini tidak hanya memperkuat likuiditas, tetapi juga mendukung ekspansi pembiayaan strategis, terutama untuk segmen ritel dan konsumer.
Selain itu, fokus pada produk emas dan transformasi digital mencerminkan strategi bank dalam menghadirkan layanan inovatif, aman, dan efisien bagi nasabah. BSI juga berkomitmen menjaga keberlanjutan lingkungan dan memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar melalui berbagai program pengembangan sosial dan ekonomi.
Dengan kombinasi kinerja solid, diversifikasi produk unggulan, dan transformasi digital, BSI optimis dapat mempertahankan pertumbuhan berkelanjutan serta mendukung pemulihan ekonomi nasional melalui penguatan sektor keuangan syariah.