Bank Indonesia Pantau Inflasi Jakarta Stabil Meski Harga Emas Melonjak

Selasa, 04 November 2025 | 15:31:48 WIB
Bank Indonesia Pantau Inflasi Jakarta Stabil Meski Harga Emas Melonjak

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memastikan inflasi di DKI Jakarta sepanjang Oktober 2025 tetap berada pada level terkendali meski harga emas mengalami lonjakan signifikan. 

Inflasi bulanan tercatat sebesar 0,31%, lebih tinggi dari inflasi nasional 0,28%, namun masih berada dalam rentang sasaran 2,5±1% per tahun. Kepala BI Provinsi DKI Jakarta Iwan Setiawan menilai angka ini menunjukkan stabilitas harga di tengah fluktuasi beberapa komoditas penting.

Kenaikan harga emas perhiasan menjadi penyumbang utama inflasi, sejalan dengan tren global yang mencapai level tertinggi. Selain itu, kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya turut terdorong inflasinya hingga 2,51% seiring meningkatnya permintaan layanan dan produk terkait. 

Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau juga mencatat inflasi sebesar 0,33%, terutama dipicu kenaikan harga cabai merah akibat menurunnya produksi dalam periode tersebut.

Permintaan telur ayam meningkat untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG), sementara produksi wortel menurun akibat kondisi cuaca kurang mendukung.

Hal ini ikut mendorong tekanan inflasi pada kelompok pangan. Sementara itu, harga beras tetap tinggi karena belum memasuki musim panen, sedangkan harga tomat dan alpukat mengalami penurunan seiring meningkatnya pasokan.

Transportasi dan Tarif Terkait Inflasi

Kelompok Transportasi mencatat inflasi 0,27% pada Oktober 2025, lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang hanya 0,07%. Kenaikan tarif angkutan udara karena meningkatnya biaya operasional beberapa maskapai menjadi salah satu faktor utama. 

Selain itu, penyesuaian tarif kendaraan roda dua online akibat frekuensi hujan tinggi di wilayah Jakarta juga memberi kontribusi terhadap inflasi transportasi.

Di sisi lain, diskon tarif tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) membantu meredam tekanan inflasi lebih lanjut. Kombinasi faktor ini menunjukkan pengendalian harga transportasi yang cukup efektif, meski terdapat fluktuasi akibat dinamika operasional dan cuaca. 

Strategi koordinasi dan penyesuaian tarif transportasi diyakini akan tetap menjadi alat penting untuk menjaga kestabilan harga di ibu kota.

Peningkatan inflasi di transportasi turut memberi sinyal bagi pemerintah dan pelaku usaha untuk menyesuaikan strategi operasional serta tarif, sambil tetap menjaga keterjangkauan bagi masyarakat. 

Dengan pengendalian yang tepat, tekanan harga dari sektor ini dapat diminimalisir tanpa mengganggu mobilitas publik dan ekonomi secara umum.

Peran TPID dan Program Strategis

Terkendalinya inflasi Jakarta tidak lepas dari sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi DKI Jakarta dengan berbagai program strategis. BUMD pangan turut berpartisipasi dalam Program Pangan Bersubsidi, Pasar Murah, Program Pangan Murah, serta Bazaar Keliling untuk menjaga keterjangkauan harga kebutuhan pokok.

Koordinasi teknis TPID dilakukan rutin setiap minggu untuk memantau perkembangan harga dan memastikan ketersediaan pasokan.

Selain itu, kapasitas anggota TPID terus diperkuat melalui kegiatan capacity building yang menghadirkan narasumber dari berbagai kementerian. Langkah ini bertujuan menyelaraskan program kerja, meningkatkan efektivitas pengendalian harga, serta memperkuat koordinasi lintas sektor. 

Program-program strategis ini menjadi fondasi dalam menjaga inflasi tetap stabil meski beberapa komoditas mengalami fluktuasi harga tinggi.

Keberhasilan TPID dan sinergi dengan berbagai pihak menunjukkan bahwa pengendalian inflasi bukan hanya tanggung jawab BI, tetapi melibatkan koordinasi seluruh stakeholder. Dengan penguatan kapasitas dan strategi program yang tepat, inflasi di Jakarta dapat tetap terkendali bahkan saat menghadapi tekanan harga dari beberapa sektor.

Prospek Inflasi Menjelang Akhir Tahun

Ke depan, inflasi di Jakarta diperkirakan tetap terkendali menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Masyarakat diimbau untuk berbelanja secara bijak dan menyesuaikan kebutuhan agar tekanan harga tidak semakin meningkat. 

BI memandang stabilitas inflasi penting untuk menjaga daya beli, sekaligus memberikan kepastian bagi pelaku usaha dan konsumen.

Tekanan harga emas, kelompok pangan, dan transportasi diprediksi akan tetap terpantau dengan strategi pengendalian yang telah diterapkan. Program distribusi pangan murah, subsidi, dan koordinasi TPID menjadi kunci menjaga keseimbangan harga serta keterjangkauan masyarakat. 

BI optimistis bahwa berbagai langkah proaktif yang diterapkan sejak awal tahun akan menjaga inflasi tetap dalam batas sasaran.

Dengan stabilnya inflasi Jakarta, meski harga emas meningkat, ekonomi ibu kota tetap menunjukkan ketahanan. Pemantauan yang terus menerus, koordinasi lintas sektor, dan adaptasi terhadap dinamika harga menjadi faktor penentu keberhasilan pengendalian inflasi di akhir tahun. 

Masyarakat dan pelaku usaha pun diharapkan ikut mendukung strategi ini dengan perilaku konsumsi yang bijak dan adaptif.

Terkini