Riset Energi Terbarukan ITPLN Diakui Dunia Lewat ICEMS 2025

Senin, 29 Desember 2025 | 11:07:31 WIB
Riset Energi Terbarukan ITPLN Diakui Dunia Lewat ICEMS 2025

JAKARTA - Capaian peneliti Indonesia di tingkat global kembali mencatatkan prestasi membanggakan. Di tengah tantangan transisi energi dan tuntutan inovasi berkelanjutan, riset energi terbarukan dari Tanah Air berhasil menarik perhatian komunitas ilmiah internasional. 

Keberhasilan ini sekaligus menegaskan posisi peneliti Indonesia dalam peta riset ketenagalistrikan dunia.

Pengakuan internasional tersebut datang dari forum akademik bergengsi yang mempertemukan para pakar dan peneliti dari berbagai negara.

 Melalui riset yang relevan dengan tantangan sistem tenaga modern, Indonesia kembali menunjukkan kontribusi nyata dalam pengembangan energi berkelanjutan.

Penghargaan Internasional untuk Peneliti ITPLN

Ketua Pusat Kajian Advanced Energy and Power System Solution (AEPS2) ITPLN, Dr Marwan Rosyadi, meraih Best Presentation Award dalam ajang International Conference on Electrical Machines and Systems (ICEMS) 2025 yang digelar di Busan, Korea Selatan.

Penghargaan tersebut diraih setelah Marwan mempresentasikan riset yang berfokus pada stabilitas frekuensi sistem tenaga listrik berbasis energi terbarukan. 

Topik ini menjadi sorotan karena relevansinya yang semakin besar seiring meningkatnya penggunaan sumber energi bersih di berbagai negara.

Marwan menyampaikan bahwa capaian ini bukan hanya kebanggaan pribadi, tetapi juga menjadi pengakuan penting bagi institusi dan komunitas riset Indonesia di mata dunia. 

Keberhasilan tersebut menunjukkan bahwa penelitian dari Indonesia mampu bersaing dan diakui dalam forum ilmiah internasional.

Makna Pengakuan bagi Riset Nasional

Menurut Marwan, penghargaan yang diterimanya memiliki makna strategis bagi perkembangan riset energi terbarukan di Indonesia. 

“Penghargaan ini merupakan kehormatan dan apresiasi yang sangat berarti. Ini menjadi validasi bahwa topik riset yang saya angkat, khususnya terkait stabilitas frekuensi pada sistem tenaga berbasis energi terbarukan, memiliki relevansi global,” kata Marwan.

Ia menambahkan bahwa pencapaian tersebut menjadi motivasi kuat untuk terus mengembangkan riset yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga aplikatif dan memberikan dampak nyata bagi pengembangan sistem tenaga listrik modern.

ICEMS 2025 sendiri diikuti oleh peneliti dari berbagai universitas dan pusat riset ternama dunia. Konferensi ini dihadiri peserta dari 113 negara dengan total sekitar 900 makalah terbaik yang dipresentasikan. 

Menurut Marwan, atmosfer kompetisi dalam konferensi tersebut berlangsung ketat, namun tetap menjunjung tinggi kolaborasi ilmiah.

Dinamika Kompetisi dan Forum Ilmiah Dunia

Marwan menggambarkan bahwa setiap sesi presentasi di ICEMS 2025 berlangsung sangat intens. 

“Setiap presentasi diuji secara kritis, baik dari sisi teori, metodologi, maupun implementasi praktis. Pengalaman ini menunjukkan bahwa peneliti Indonesia mampu bersaing secara setara di forum internasional, selama riset yang dilakukan memiliki kebaruan, kedalaman analisis, dan relevansi terhadap tantangan global,” ungkapnya.

Dalam forum tersebut, Marwan mempresentasikan makalah berjudul “Virtual Inertia Control for Grid-Connected Wind Farms: A Novel Approach to Frequency Stability Enhancement.” Makalah ini menyoroti tantangan yang muncul akibat meningkatnya penetrasi pembangkit energi terbarukan berbasis inverter.

Penelitian ini mengulas persoalan menurunnya natural inertia pada sistem tenaga listrik, yang terjadi seiring bertambahnya penggunaan pembangkit listrik tenaga angin dan surya. Kondisi tersebut membuat sistem tenaga menjadi lebih rentan terhadap gangguan, terutama dari sisi stabilitas frekuensi.

Inovasi Virtual Inertia dan Masa Depan Energi Bersih

Marwan menjelaskan bahwa penurunan inertia menyebabkan sistem tenaga listrik mengalami deviasi frekuensi yang lebih cepat saat terjadi gangguan. 

“Inovasi utama riset ini adalah pengembangan skema virtual inertia control yang adaptif terhadap dinamika sistem, terintegrasi dengan model dinamis turbin angin dan konverter daya,” kata Specialist Performance Assistant Director PT PLN Mandau Cipta Tenaga Nusantara itu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan tersebut mampu meningkatkan frequency nadir serta meredam rate of change of frequency atau RoCoF secara signifikan. Keunggulan lainnya adalah solusi ini tidak memerlukan perubahan perangkat keras utama pada sistem yang sudah ada.

“Ini membuatnya lebih mudah diimplementasikan dan relevan untuk sistem tenaga masa depan dengan penetrasi energi terbarukan yang tinggi,” jelas Marwan. Pendekatan ini dinilai dapat menjadi solusi praktis bagi negara-negara yang tengah mempercepat transisi energi.

Lebih lanjut, Marwan menegaskan bahwa riset ini diharapkan dapat menjadi jembatan antara kebutuhan menjaga stabilitas sistem tenaga listrik dan agenda global menuju energi bersih dan berkelanjutan. Dengan riset yang terus berkembang, kontribusi Indonesia dalam transisi energi dunia diharapkan semakin nyata.

Ia juga menyampaikan bahwa seluruh program penelitian di ITPLN dapat diakses oleh publik melalui laman resmi www.itpln.ac.id. Akses terbuka ini diharapkan mampu mendorong kolaborasi riset yang lebih luas serta memperkuat ekosistem penelitian energi terbarukan di Indonesia dan dunia.

Terkini