Investasi

Optimisme Pasar Modal dan Investasi RI di Tengah Volatilitas Global

Optimisme Pasar Modal dan Investasi RI di Tengah Volatilitas Global
Optimisme Pasar Modal dan Investasi RI di Tengah Volatilitas Global

JAKARTA - Pasar keuangan Indonesia bergerak beragam, dengan IHSG kembali menguat setelah tiga hari berturut-turut melemah. 

Sektor saham bahan baku dan kesehatan menjadi penopang utama. Sementara rupiah mengalami koreksi tipis terhadap dolar AS, investor menunggu arah kebijakan The Fed dan sentimen global lainnya.

IHSG Bangkit dari Tekanan Tiga Hari Merah

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,91% ke level 8.124,76. Sebanyak 412 saham menguat, 250 melemah, dan 141 stagnan dengan nilai transaksi Rp19,5 triliun. Kapitalisasi pasar naik menjadi Rp15.227 triliun, meski investor asing mencatat net sell Rp622,3 miliar.

Kenaikan IHSG ditopang oleh sektor bahan baku (2,6%), sektor kesehatan (2,57%), dan utilitas (1,69%). Saham Amman Mineral Internasional (AMMN) dan Dian Swastatika Sentosa (DSSA) menyumbang lebih dari 36 poin terhadap indeks.

Saham perbankan besar seperti BBRI, BBCA, dan BBNI juga menguat, sedangkan saham konsumer terdorong wacana pemangkasan tarif PPN.

Pergerakan Rupiah dan Sentimen Global

Rupiah terkoreksi 0,03% ke level Rp16.565 per dolar AS, meski indeks dolar AS melemah 0,17% ke 98,63. Pelemahan rupiah terjadi karena investor menahan posisi di aset berisiko di tengah ketegangan perdagangan AS-China dan sinyal dovish dari The Fed.

Di pasar obligasi, Surat Berharga Negara (SBN) turun ke 5,92%, rekor terendah sejak Desember 2020. Imbal hasil menurun seiring meningkatnya permintaan investor terhadap SBN, menandai optimisme pada instrumen aman di tengah volatilitas global.

Dampak Ketegangan AS dan Wall Street

Bursa saham AS turun tajam, Dow Jones turun 301,07 poin ke 45.952,24, S&P 500 turun 0,6% ke 6.629,07, dan Nasdaq 0,5% ke 22.562,54. Kekhawatiran muncul dari pinjaman macet di bank regional, kebangkrutan perusahaan otomotif, serta penutupan pemerintah AS yang memasuki minggu ketiga.

Lonjakan Cboe Volatility Index (VIX) dan penurunan imbal hasil Treasury 10-tahun menunjukkan investor waspada. Ketegangan perdagangan AS-China menambah volatilitas, sehingga pasar menunggu kejelasan kebijakan The Fed dan sentimen global untuk menentukan arah investasi.

Agenda Investasi dan Hilirisasi RI

Pasar menanti rilis realisasi investasi triwulan III-2025 oleh Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, yang menjadi tolok ukur kestabilan arus modal di tengah kondisi global. 

Realisasi investasi hingga kuartal III-2025 mencapai Rp1.400 triliun, setara 73,68% dari target tahunan Rp1.905,6 triliun, dengan penanaman modal dalam negeri mendominasi 57,7% dan asing 42,3%.

Presiden Prabowo Subianto menekankan optimalisasi Devisa Hasil Ekspor (DHE) untuk memperkuat cadangan devisa. Fokus pemerintah pada hilirisasi industri berbasis sumber daya alam bertujuan menjaga arus modal asing dan menciptakan lapangan kerja. 

Agenda konferensi pers dan forum pasar modal menjadi perhatian pelaku pasar untuk menilai arah investasi dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index