BRI

BRI Maksimalkan Dana Pemerintah untuk Dorong Ekonomi Produktif Nasional

BRI Maksimalkan Dana Pemerintah untuk Dorong Ekonomi Produktif Nasional
BRI Maksimalkan Dana Pemerintah untuk Dorong Ekonomi Produktif Nasional

JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI berhasil menuntaskan penyaluran dana penempatan pemerintah sebesar Rp55 triliun. 

Dana yang bersumber dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) ini diarahkan untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional, terutama melalui pembiayaan di sektor-sektor produktif.

Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, menjelaskan bahwa penyaluran dana ini menjadi bagian dari upaya memperkuat peran BRI sebagai motor penggerak ekonomi rakyat. Dari total dana tersebut, porsi terbesar disalurkan ke segmen mikro sebesar Rp28,08 triliun, termasuk melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR). 

Dukungan terhadap sektor mikro ini mencerminkan komitmen BRI untuk memberdayakan pelaku usaha kecil dan menengah agar tetap tumbuh di tengah tantangan ekonomi global.

Selain itu, pembiayaan untuk segmen korporasi mencapai Rp11,07 triliun yang diarahkan guna memperkuat industri strategis nasional. Melalui pembiayaan ini, BRI berupaya menjaga ketahanan sektor industri agar tetap berdaya saing, sekaligus membuka lapangan kerja baru yang berdampak luas bagi masyarakat. 

Langkah ini menjadi bagian dari strategi BRI dalam membangun ekonomi inklusif berbasis produktivitas nasional.

Pembiayaan Selektif dan Berkelanjutan

Tidak hanya fokus pada sektor mikro dan korporasi, BRI juga menyalurkan pembiayaan ke segmen komersial sebesar Rp10,13 triliun serta ke segmen konsumer senilai Rp6,58 triliun. Dukungan terhadap segmen ini bertujuan menjaga daya beli masyarakat dan memastikan aktivitas ekonomi tetap berjalan dinamis di seluruh lapisan sosial.

Hery Gunardi menegaskan bahwa seluruh pembiayaan disalurkan secara selektif dan terukur, dengan prinsip kehati-hatian yang tinggi. 

“Pembiayaan disalurkan secara selektif dan terukur ke sektor-sektor produktif yang mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk dalam mendukung berbagai program prioritas pemerintah. Seluruh proses penyaluran dilakukan secara prudent untuk memastikan pembiayaan benar-benar memberikan dampak yang optimal,” ujarnya.

Kebijakan pembiayaan ini sejalan dengan arah pembangunan nasional yang menitikberatkan pada sektor produktif. BRI memastikan dana yang dikelola mampu menggerakkan roda ekonomi, tidak hanya di kota besar tetapi juga hingga ke pelosok daerah. 

Dengan strategi ini, BRI memperkuat peran sebagai lembaga keuangan yang berkomitmen pada pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Komitmen Perkuat Akses Pembiayaan UMKM

Lebih lanjut, BRI berkomitmen memperluas akses pembiayaan secara berkelanjutan untuk memperkuat fondasi perekonomian nasional. Menurut Hery Gunardi, sektor UMKM akan tetap menjadi prioritas utama BRI karena terbukti menjadi tulang punggung ekonomi nasional. 

“BRI akan terus memperkuat peran strategisnya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dengan UMKM sebagai motor penggerak utamanya,” tegasnya. Langkah ini diharapkan dapat memperluas kesempatan bagi pelaku usaha kecil agar lebih mudah mendapatkan akses permodalan. 

Melalui penyaluran pembiayaan produktif, BRI tidak hanya mendukung keberlangsungan usaha mikro, tetapi juga mendorong terbentuknya rantai pasok industri yang lebih kuat dan terintegrasi. Dengan begitu, sektor UMKM dapat berperan lebih besar dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional.

Selain itu, BRI juga akan meningkatkan kolaborasi dengan pemerintah dan pelaku industri lainnya untuk memperkuat inklusi keuangan. Pendekatan ini dilakukan agar manfaat penyaluran dana pemerintah benar-benar dirasakan oleh masyarakat luas, khususnya di wilayah dengan potensi ekonomi tinggi yang belum tergarap optimal.

Dukungan Pemerintah Perkuat Likuiditas Nasional

Penempatan dana pemerintah di BRI merupakan bagian dari kebijakan strategis untuk memperkuat likuiditas perbankan nasional. Pada September 2025, pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah menempatkan dana sebesar Rp200 triliun pada lima bank milik negara. 

Dana tersebut dialokasikan untuk mendorong pembiayaan produktif dan menjaga stabilitas sistem keuangan nasional.

Dari total dana itu, BRI, Bank Mandiri, dan BNI masing-masing memperoleh Rp55 triliun, sementara BTN mendapatkan Rp25 triliun dan Bank Syariah Indonesia (BSI) menerima Rp10 triliun. 

Langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah dan perbankan memiliki komitmen yang sama dalam mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

Melalui dukungan likuiditas yang kuat, BRI dapat terus memperluas pembiayaan ke berbagai sektor ekonomi, termasuk UMKM, industri manufaktur, serta sektor jasa yang menjadi pilar penting pertumbuhan ekonomi. 

Dengan strategi penyaluran dana yang tepat sasaran dan berorientasi produktivitas, BRI optimistis dapat memberikan dampak signifikan bagi kesejahteraan masyarakat dan penguatan daya saing nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index