Membangun Generasi Emas 2045

Membangun Generasi Emas 2045 melalui Literasi Digital Modern Pada Anak

Membangun Generasi Emas 2045 melalui Literasi Digital Modern Pada Anak
Membangun Generasi Emas 2045 melalui Literasi Digital Modern Pada Anak

JAKARTA - Di era digital saat ini, penggunaan gadget oleh anak dan remaja sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. 

Bunda Literasi Kota Sawahlunto, Yori Gemitia Riyanda Putra, menekankan bahwa tantangan bukan lagi melarang anak memakai gawai, tetapi bagaimana mengubah aktivitas digital menjadi peluang literasi dan pembelajaran berpikir kritis. 

Ia menyoroti pentingnya peran orang tua dan guru sebagai pendamping agar teknologi tidak sekadar hiburan, melainkan sarana menumbuhkan keterampilan membaca, menulis, dan berdialog.

Menurut Yori, literasi modern tidak hanya mencakup kemampuan membaca buku, tetapi juga menilai realitas digital dengan nalar dan etika. Pendampingan keluarga menjadi kunci agar kebiasaan menatap layar tidak pasif, tetapi membantu anak mengasah refleksi, logika, dan kemampuan berpikir kritis. 

"Perbolehkan anak memakai smartphone, kemudian ajak mereka menuliskan atau menceritakan apa yang mereka pelajari. Diskusikan bersama apakah informasi itu baik atau buruk bagi dirinya dan lingkungan," ujarnya.

Sinergi Pemerintah Kota dan Komunitas Literasi

Wali Kota Sawahlunto, Riyanda Putra, menyambut langkah ini sebagai bagian dari prinsip kerja Sawahlunto Maju yang adaptif dan responsif terhadap perkembangan zaman. 

Menurutnya, anak-anak tumbuh di tengah arus digital globalisasi yang deras. Pemerintah tidak bisa menghentikan arus ini, tetapi dapat membimbing anak agar cerdas, aman, dan etis dalam menggunakan teknologi.

Pemkot Sawahlunto akan memperkuat kolaborasi dengan sekolah, komunitas baca, dan keluarga untuk memastikan literasi digital terintegrasi dalam pendidikan karakter. Program ini menjadi bagian strategi membentuk Generasi Emas 2045 yang tangguh, beretika digital, dan berpengetahuan luas. 

Riyanda menekankan bahwa integrasi literasi digital dalam kurikulum sekolah akan membantu anak-anak memahami dunia digital sekaligus menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam berinteraksi secara daring.

Program Pustaka Digital dan Literasi Ramah Anak

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Sawahlunto, Jhon Hendri, menambahkan bahwa pihaknya menyiapkan pustaka digital yang ramah anak. 

Program ini mencakup e-book, koleksi daring dalam bentuk PDF, serta pojok literasi interaktif di sekolah dan ruang publik. Tujuannya adalah menyesuaikan minat baca anak dengan platform yang mereka sukai, tanpa mengabaikan nilai dasar literasi.

Selain itu, program literasi digital akan dilengkapi sosialisasi bagi orang tua agar dapat mendampingi anak berinteraksi secara aman, etis, dan produktif di dunia digital. Jhon Hendri menekankan bahwa peran orang tua sama pentingnya dengan sekolah dalam membimbing anak agar cerdas secara digital. 

Dengan keterlibatan aktif keluarga, anak dapat menggunakan teknologi secara positif, mengembangkan kreativitas, dan menumbuhkan budaya membaca di era digital.

Dampak Positif Pendampingan Literasi Digital

Pendekatan ini membawa manfaat ganda bagi anak dan remaja. Pertama, anak dapat menyalurkan waktu di dunia digital menjadi aktivitas produktif, seperti menulis, membaca, dan berdiskusi. 

Kedua, orang tua dan guru memiliki kesempatan untuk memantau konten yang dikonsumsi anak dan memberikan bimbingan sesuai nilai-nilai etika.

Selain itu, literasi digital yang dibimbing dengan baik dapat menumbuhkan minat belajar anak lebih luas. Anak-anak tidak hanya menjadi pengguna gadget pasif, tetapi juga kritis dalam menilai informasi, memahami dampak teknologi, dan mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata. 

Inisiatif ini diharapkan mencetak generasi yang terampil, cerdas, dan mampu menghadapi tantangan global tanpa terjebak dalam kecanduan digital.

Dengan implementasi literasi digital terintegrasi di sekolah, dukungan aktif keluarga, serta program pustaka digital yang interaktif, Sawahlunto menjadi contoh kota yang membina generasi muda agar memanfaatkan teknologi secara optimal. 

Pendampingan yang berkelanjutan diyakini mampu mengubah perilaku digital anak menjadi positif, kreatif, dan produktif, sehingga mereka siap menghadapi era informasi global dengan bekal literasi yang kuat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index