JAKARTA - Anemia selama kehamilan bukan sekadar masalah kelelahan atau wajah pucat, melainkan kondisi serius yang dapat mengancam keselamatan ibu dan janin.
Kekurangan hemoglobin dalam darah dapat memengaruhi kesuburan, meningkatkan risiko keguguran, hingga menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah atau cacat bawaan. Karena itu, kesadaran terhadap pentingnya nutrisi dan pencegahan anemia harus dimulai jauh sebelum masa kehamilan dimulai.
Dampak Anemia terhadap Kehamilan dan Janin
Menurut penjelasan dokter Rovy Pratama, anemia memiliki pengaruh besar terhadap seluruh fase kehamilan, mulai dari masa persiapan hingga menjelang persalinan. Ia menegaskan bahwa anemia yang sudah dialami sebelum kehamilan bisa menyulitkan seseorang untuk hamil.
“Kalau kita anemia sejak persiapan kehamilan, bisa sulit untuk hamil. Saat sudah hamil, risikonya meningkat misalnya mudah keguguran dan kalau terjadi di trimester ketiga, bayi bisa tidak tumbuh optimal,” ujarnya.
Kondisi anemia yang tidak tertangani dapat menghambat pertumbuhan janin dan meningkatkan risiko cacat lahir. Bayi yang lahir dari ibu dengan anemia berat berisiko mengalami gangguan perkembangan, bahkan komplikasi serius setelah dilahirkan.
Oleh karena itu, perempuan yang tengah merencanakan kehamilan maupun yang sudah hamil perlu memperhatikan asupan nutrisi dengan cermat.
Rovy menambahkan, terdapat tiga komponen utama yang berperan penting dalam pembentukan hemoglobin, yakni zat besi (Fe), asam folat atau vitamin B9, dan vitamin B12. Ketiganya berfungsi memperkuat produksi sel darah merah dan menjaga pasokan oksigen ke seluruh tubuh.
“Tiga komponen yang paling penting itu zat besi (Fe), asam folat atau vitamin B9, dan vitamin B12. Semuanya berperan penting untuk pembentukan hemoglobin,” jelasnya.
Kehamilan Sebagai Salah Satu Penyebab Anemia
Lebih lanjut, dokter Rovy menjelaskan bahwa kehamilan termasuk salah satu dari empat penyebab utama anemia yang dikenal dengan istilah 4K: kekurangan, kehilangan, kerusakan, dan kehamilan.
Ia menekankan bahwa kondisi ini umum terjadi, namun tetap harus diwaspadai karena bisa berdampak pada produktivitas dan kesehatan jangka panjang ibu. "Jadi, kehamilan itu merupakan kondisi normal sebagian wanita mengalami anemia,” ungkapnya.
Rovy menilai bahwa kesadaran perempuan usia produktif tentang pentingnya nutrisi sebelum dan selama kehamilan masih perlu ditingkatkan. Banyak calon ibu yang baru menyadari pentingnya zat besi setelah hamil, padahal pencegahan idealnya dilakukan jauh sebelumnya.
“Pencegahannya harus dimulai sejak sebelum hamil, bukan saat sudah hamil,” tambahnya.
Kesadaran nutrisi prakehamilan menjadi langkah penting untuk mempersiapkan tubuh dalam menghadapi kebutuhan ekstra selama masa kehamilan. Dengan kadar hemoglobin yang cukup, risiko komplikasi seperti kelahiran prematur, gangguan pertumbuhan janin, dan bayi berat lahir rendah dapat diminimalkan.
Pentingnya Suplemen dan Edukasi Nutrisi bagi Ibu Hamil
Untuk mencegah anemia, Rovy menegaskan pentingnya konsumsi rutin tablet tambah darah serta suplemen asam folat selama masa kehamilan. Suplemen ini membantu menjaga kestabilan kadar hemoglobin dan memenuhi kebutuhan zat besi yang meningkat selama proses perkembangan janin.
“Makanya, ibu hamil harus minum tablet tambah darah untuk mencukupi kebutuhan komponen yang diperlukan,” katanya.
Ia juga mengingatkan bahwa anemia tidak boleh dianggap sepele karena tiga dari empat penyebabnya paling sering dialami oleh perempuan. Kebiasaan pola makan yang kurang seimbang, tidak mengonsumsi makanan kaya zat besi, serta minimnya edukasi kesehatan menjadi faktor utama yang memperburuk kondisi ini.
“Itulah kenapa edukasi tentang konsumsi zat besi sangat penting,” pungkas Rovy.
Selain melalui suplemen, ibu hamil juga dianjurkan untuk mengonsumsi makanan kaya zat besi seperti daging merah, hati ayam, bayam, kacang-kacangan, serta buah-buahan yang mengandung vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi.
Anemia pada ibu hamil bukan sekadar masalah ringan, melainkan kondisi yang dapat memengaruhi masa depan ibu dan bayi. Dengan memahami penyebab, dampak, serta langkah pencegahannya, setiap perempuan dapat lebih siap menjalani kehamilan yang sehat.
Mengonsumsi nutrisi seimbang, memeriksakan kadar hemoglobin secara rutin, dan disiplin mengonsumsi suplemen zat besi menjadi langkah sederhana namun krusial untuk memastikan kesehatan dua jiwa dalam satu tubuh tetap terjaga.