JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-47 ASEAN dan KTT ke-28 ASEAN–Jepang di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), Malaysia.
Kehadirannya menegaskan posisi Indonesia sebagai motor penggerak perdamaian dan stabilitas kawasan Indo-Pasifik, sekaligus memperlihatkan komitmen Jakarta dalam menjaga sentralitas ASEAN di tengah dinamika global.
Dalam forum tersebut, Prabowo menyampaikan apresiasi kepada Perdana Menteri Malaysia Dato’ Seri Anwar Ibrahim atas penyelenggaraan KTT yang dinilainya sukses.
Ia juga mengucapkan selamat kepada Timor Leste sebagai anggota ke-11 ASEAN dan kepada Perdana Menteri Thailand yang baru, Anutin Charnvirakul. Tak lupa, Prabowo menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Sri Ratu Sirikit, Ibunda Raja Thailand Maha Vajiralongkorn.
Presiden menegaskan bahwa di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik, ASEAN harus memperkuat persatuan dan sentralitasnya. Ia mengingatkan bahwa dunia sedang mengalami perpecahan dan menurunnya kepercayaan global, sehingga ASEAN harus tetap solid agar tidak mudah terpengaruh kekuatan besar.
“Persatuan dan sentralitas bukan sekadar kata kunci. Tanpanya, kita berisiko dipecah belah oleh kekuatan yang lebih besar,” ujar Prabowo.
Dalam kesempatan itu, Prabowo juga memuji kepemimpinan Anwar Ibrahim dalam meredakan perselisihan kawasan. Ia menegaskan, “Bagi ASEAN, persatuan bukan sekadar slogan, tetapi strategi untuk menjaga perdamaian dan keamanan regional.”
Ia mendorong penguatan kerja sama ekonomi, integrasi kawasan, serta transformasi digital sebagai langkah untuk menghadapi guncangan eksternal dan ketidakpastian global.
Tegaskan Komitmen Perdamaian dan Penyelesaian Krisis Kawasan
Pada sesi retret KTT ke-47 ASEAN, Prabowo kembali menyoroti pentingnya solidaritas dan stabilitas di tengah perubahan global yang cepat. Ia menegaskan, ASEAN harus menjadi jangkar kestabilan kawasan dengan berpegang pada dialog, kesabaran, dan rasa saling menghormati antarnegara anggota.
Mantan Menteri Pertahanan itu menyampaikan keprihatinannya terhadap situasi di Myanmar yang hingga kini belum terselesaikan.
“Situasi di Myanmar masih menjadi keprihatinan yang mendalam. Kami mencermati rencana penyelenggaraan pemilu pada Desember 2025,” ujarnya. Ia mengusulkan agar ASEAN mengirim tim pengamat untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas proses demokrasi di negara tersebut.
Prabowo menegaskan bahwa konsensus lima poin yang telah disepakati ASEAN tetap harus menjadi acuan utama dalam upaya perdamaian di Myanmar. Ia menyerukan gencatan senjata dan dialog inklusif agar proses rekonsiliasi berjalan efektif.
Selain itu, ia juga mengapresiasi peran Perdana Menteri Malaysia dalam memfasilitasi gencatan senjata antara Thailand dan Kamboja, sambil berharap kedua pihak dapat menyelesaikan perbedaan dengan semangat kekeluargaan ASEAN.
Lebih lanjut, Prabowo menilai bahwa solidaritas ASEAN harus terus dijaga agar kawasan tetap kredibel di mata dunia. “Jika kita terpecah belah, kita kehilangan kredibilitas. Jika kita bersatu, kita tidak bisa diabaikan. Indonesia siap berjalan bersama demi perdamaian dan kesejahteraan rakyat kita,” tegasnya.
Dorong Integrasi Ekonomi dan Sinergi Digital Kawasan
Dalam sesi KTT ke-28 ASEAN–Jepang dan KTT ASEAN–Korea, Presiden Prabowo menekankan pentingnya memperkuat kerja sama konkret yang mendukung kemajuan kawasan. Ia menilai bahwa kemitraan ASEAN dengan negara-negara mitra harus mampu menghadirkan manfaat nyata bagi rakyat.
Pada forum ASEAN–Jepang, Prabowo memuji komitmen Jepang dalam mendukung perdamaian dan stabilitas Indo-Pasifik.
“ASEAN dan Jepang telah lama menjadi mitra dalam memajukan kemakmuran dan konektivitas kawasan. Di tengah dunia yang penuh ketidakpastian, kerja sama ini menjadi jangkar stabilitas,” katanya.
Ia mendorong peningkatan kolaborasi di sektor ekonomi digital, energi bersih, serta pengembangan sumber daya manusia dan teknologi ramah lingkungan.
Sementara itu, dalam pertemuan ASEAN–Korea, Prabowo menegaskan bahwa kemitraan strategis antara ASEAN dan Republik Korea dapat menjadi motor baru pertumbuhan kawasan. Ia menyampaikan,
“ASEAN berada di jalur untuk menjadi salah satu pasar digital paling dinamis di dunia, dengan nilai perdagangan digital yang diproyeksikan mencapai USD 1 triliun pada 2030.”
Presiden menilai, sinergi digital ASEAN dan Korea dapat memperkuat rantai pasokan, pengembangan talenta, dan tata kelola kecerdasan buatan. Ia juga menegaskan dukungan Indonesia terhadap peran Korea Selatan dalam menjaga perdamaian dan keamanan global.
“Kemitraan kawasan–Korea Selatan harus menjadi kekuatan untuk kebaikan, membawa perdamaian dan kesejahteraan bagi semua,” ujar Prabowo.
Arah Baru Diplomasi Indonesia di Kancah Regional
Rangkaian KTT ASEAN dan pertemuan bilateral di Malaysia menunjukkan arah baru diplomasi Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto. Fokus pada kolaborasi ekonomi, stabilitas politik, serta transformasi digital menjadi pilar utama dalam menjaga posisi strategis Indonesia di kawasan.
Prabowo menegaskan bahwa kekuatan ASEAN harus dibangun dari fondasi yang kuat di dalam negeri agar mampu berperan aktif dalam membentuk tatanan dunia yang adil dan inklusif. Ia juga mengingatkan, perjalanan panjang ASEAN dari konflik menuju kerja sama adalah bukti nyata kekuatan solidaritas regional.
Menutup pidatonya, Prabowo mengajak seluruh negara anggota untuk tetap visioner dan adaptif. “Menghadapi ketidakpastian global, mari kita memimpin dengan tujuan. Bukan hanya untuk kawasan kita, tetapi untuk dunia yang lebih stabil, adil, dan inklusif,” pungkasnya.
 
                    
 
             
                   
                   
                   
                   
                   
                   
                
            